GaluhFM (INDIHIANG), dilansir dari AYOTASIK.COM – – Payung Geulis merupakan ikon dari Kota Tasikmalaya. Payung merupakan alat pelindung dari hujan dan panas. Sedangkan Geulis memiliki arti ‘elok atau molek’, sehingga Payung Geulis memiliki arti payung cantik yang bernilai estetis.
Di Kota Tasikmalaya, Payung Geulis mulai diproduksi oleh salah seorang tokoh masyarakat di wilayah Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, pada tahun 1930-an.
Payung Geulis ini rangkanya terbuat dari bambu. Setelah dirangkai dan dipasangi kain dan kertas, ujung payung dirapikan dengan menggunakan kanji. Agar menarik, rangka bagian dalam diberi benang warna-warni. Proses ini disebut ngararawat.
Proses pembuatan payung ini bergantung pada sinar matahari, karena setelah diberi kanji, payung dijemur hingga keras. Payung kemudian diberi warna, serta dilukis dengan corak bunga.
Semua proses pembuatan payung geulis dibuat secara manual dengan buatan tangan ataub handmade, kecuali gagang payung yang dibuat dengan menggunakan mesin.
Salah seorang perajin Payung Geulis di Kampung Panyingkiran, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Sandi Mulyana mengatakan, di kampungnya kini hanya sekira 5 rumah produksi yang masih beroperasi memproduksi Payung Geulis.
“Sekarang ada 5 home industri yang masih bertahan,” ujar Sandi di rumah produksi Payung Geulis Karya Utama di Panyingkiran, Kamis (18/3/2021).
Menurutnya, rumah produksi Karya Utama kali pertama didirikan tahun 1971 oleh kakeknya A. Sahrod yang kini sudah meninggal tahun 2003. Pada saat itu dengan modal pinjaman sebesar Rp7.000, kakeknya mulai memproduksi Payung Geulis. Sementara untuk membayar utang modal dibayar dengan barang hasil produksi.
Selengkapnya di www.ayotasik.com